Hobi Tapi Mahal: Bermain Snowboard (Bagian Pemula)

Intro

Sebenarnya, keinginan main snowboard (atau papan seluncur salju? aku bingung meng-Indonesiakannya bagaimana) adalah keinginan olahraga musim dingin paling lama yang pernah muncul di benakku, jauh sebelum belajar main ski. Alasannya simpel, karena waktu kecil aku pernah main game snowboard di PC dan rasanya keren banget! Tapi karena sulit mengajarkan orang bermain snowboard (yang notabene menghadapnya miring), ski menjadi permainan saljuku sejak dua tahun lalu.

Sabtu lalu, akhirnya aku berangkat ke Gunung Erciyes bareng beberapa kawan. Gunung Erciyes ini lambang Kota Kayseri, bahkan menjadi nama dan lambang kampusku. Ia punya ski ressort dengan spek pertandingan internasional. Jalurnya juga beragam dan lumayan asyik. Dengan tinggi 3.916 meter, dia menjadi gunung tertinggi di Anatolia Tengah. 

Gunung Erciyes. Foto oleh Oğuz Yağız Kara. Sumber: Unsplash.com

Seperti biasa kalau niat main begini, ngajak sedikit orang juga akhirnya tetap saja banyakan. Kami bersembilan akhirnya naik mobil tumpangan arah Develi. Aku lebih memilih mobil tumpangan ini untuk naik ke gunung, ketimbang bus yang harus berdesakan selain karena nunggunya lama. Dulu bayar cash 10.5TL, sekarang bisa tap pake kartu transportasi. Harga pelajar 6.5TL, cukup ramah di kantong.

Kawan-kawanku niat bermain ski, jadi mereka pinjam (sewa murah lebih tepatnya) punya abang-abang lain. Sebenernya sewa murah begitu memang menyenangkan, tapi karena sepatuku kecil dan aku jamin tidak ada yang ukuran papannya sesuai dengan tinggi tubuhku, aku berniat sewa di atas. Meskipun harga sewa sudah melambung nyaris dua kali lipat dari harga tahun lalu. 

Jujur, aku agak gambling memilih untuk bermain ski atau snowboard. Ski sudah pasti bisa aku mainkan dengan cepat, tapi aku takut menyesal jika tidak pernah main snowboard. Sedangkan tahun depan mungkin aku sudah pulang ke tanah air. Tapi semua kawanku hari itu pemain ski, tidak ada pemain snowboard. Keputusanku bermain snowboard hari itu benar-benar modal nekat. Setidaknya aku sudah biasa jatuh di atas salju.

Harga sewa ski/snowboard di lokasi adalah 130TL (beserta helm). Tapi kami minta diskon haha jadi hanya bayar 100TL. Tinggi papan yang aku pakai adalah ukuran 130cm (tinggi ideal papan adalah sebahu, bisa lebih tinggi, bisa lebih rendah. Semakin tinggi, semakin berat dikendalikan.). Harus kuakui hobi ini menguras tabunganku, belum lagi sehari sebelumnya aku juga belanja neckwarmer dan sarung tangan khusus merk Wedze. Aku merasa hedon sehari.

Untuk harga tiket lift ski/kereta gantung, aku tidak tahu persis maaf. Tapi seingatku sekarang satu kali naik itu 10TL. Ada paketan juga, semisal beli 200 harganya 900TL. Aku tidak terlalu memperhatikan harga karena aku beli di temanku dengan harga teman hehe.


Babak Persiapan

Sebelum mulai, kita perlu bersiap-siap dengan perlengkapan kita. Berikut adalah perlengkapan tambahan (diluar peralatan snowboard) yang perlu dipersiapkan untuk olahraga musim dingin:

1. Buff/neckwarmer/syal

Ini fungsinya untuk menghangatkan leher. Aku pakai neckwarmer karena simpel aja buat aku yang pakai kerudung, tapi ga mau ribet sama syal. Buff sebenernya pilihan yang oke juga, kalau gak terlalu dingin memang lebih nyaman pake buff. Selain untuk menghangatkan, ditampar angin dingin itu bisa bikin kulit kering. Ini juga berguna untuk mencegah kulit menggelap karena terbakar sinar matahari (aku pernah main sampe item hampir sebulan, tiap ketemu orang dikomen melulu, bye). Jangan lupa pakai sunblock.

2. Sarung tangan

Sebenarnya fleksibel sarung tangan apa aja. Tapi aku udah pengalaman pakai sarung tangan biasa, lumayan tersiksa karena dingin dan mudah basah. Sarung tangan yang direkomendasikan tentu sarung tangan anti air. Sarung tangan khususnya punya tali yang bisa dilingkarkan ke pergelangan tangan, jadi kalau lepas-pasang tidak terlalu ribet.

3. Jaket dan celana anti air

Yang ini alasannya sama dengan sebelumnya. Karena kalau bahannya basah, mudah kedinginan. Tapi selama ini aku selalu pakai celana training di-double celana hangat, meski tetap selalu kedinginan.

4. Kaus kaki

Kaus kaki yang kita pakai di waktu bermain adalah kaus kaki tebal. Tapi aku juga bawa kaus kaki ganti karena biasanya kaus kaki akan basah setelah bermain.

5. Kalau niat main sambil bawa tas, pastikan tasnya anti air juga

Aku sering liat orang main olahraga salju bawa tas, kemarin aku coba oke juga. Bisa untuk menyimpan sepatu, bawa minum, dompet dan identitas (takutnya kenapa-kenapa), handphone, action cam, pelembab, sunblock, kadang ada yang niat bawa speaker bluetooth juga. Tapi sebenarnya kalau kita sewa, kita bisa titip tas kita ke tempat penyewaan. Atau misal kalau gak semuanya main, bisa juga ada yang duduk jagain tas sambil duduk di kafe. 

Oh iya kalau bawa minum jangan terlalu banyak ya. Meskipun capek, bawa tas berat juga gak akan nyaman.

6. Kacamata hitam/anti UV

Bermain di atas gunung salju meskipun dingin tetap saja menyilaukan mata dan membuat kulit gelap. Bisa pakai kacamata hitam biasa, tapi ada kacamata khusus juga untuk olahraga musim dingin. Harganya beragam tergantung gaya dan jenis kaca.

Banyak merk bagus untuk melengkapi persiapan kita. Tapi biasanya peralatan yang paling umum aku jumpai adalah merk Wedze. Dari mulai sarung tangan, buff, hingga helm dan kacamata. Selain karena harganya masih normal terjangkau dengan kualitas pasti bagus, Wedze milik Dechatlon yang khusus menjual perlengkapan olahraga musim dingin ini juga cukup mudah ditemui. Beberapa kawanku bahkan punya papan seluncur dengan merek Wedze. 


Babak Permainan

Foto oleh Victoria Kovyneva. Source: Unsplash.com

(Referensiku bermain di sini adalah subjektif dari orang yang pernah beberapa kali bermain ski. Jadi aku benar-benar sudah biasa melihat ketinggian, berseluncur cepat, dan terjatuh)

Aku benar-benar awam soal snowboard. Bahkan cara pasang sepatunya juga sempat bingung.

Jadi ternyata, yang baru aku tahu adalah, pasang sepatu ke papan seluncur itu harus sambil duduk (: Oh oke. Lalu tumpuan permainan ini ada pada tumit kaki kita. Remnya ada di tumit.

Temanku yang pernah mencoba snowboard menasihati, "Untuk awal kamu coba main belok-belok aja Gak usah meluncur dulu. Kalau papannya miring, itu berarti rem, kalau lurus menghadap ke bawah, dia meluncur. Misal kaki kiri kamu depan nih, kamu usahain tahan biar papannya vertikal lagi. Gitu ngeremnya."

"Cara beloknya gimana?"

"Di tahan aja di tumit pake salah satu kaki. Nanti dia belok, terus tahan pakai kaki lainnya buat belok ke arah lain."

"Oh oke," iyain aja dulu.

Sebelum naik ke puncak dari pintu Tekir (pintu utama Erciyes Ski Resort/Erciyes Kayak Merkezi) yang notabene isi jalurnya pemula semua. Aku sempat iseng coba di bawah. Hasilnya? Jangankan meluncur, berdiri saja aku tidak sanggup. Aku diam, syok, tapi berusaha untuk tidak panik. Mungkin karena di sini terlalu rendah, aku berpikir sangat positif. Karena di pengalamanku main ski, olahraga di tempat dengan jalur pendek tidak akan membuat kita berkembang. Semakin tinggi dan jauh biasanya semakin cepat kita belajar.

Sehari sebelum bermain, aku sempat baca-baca artikel mengenai snowboard. Katanya untuk pemula, snowboard lebih susah dibanding ski. Karena "kedua kaki kita terikat". Dan aku benar-benar merasakan itu. Ketika kaki kita terikat pada papan, kaki kita tidak bisa berontak apapun yang terjadi. Ini memang tidak bisa dibayangkan, tapi kalau dirasakan langsung cukup membuat terkejut. Belum lagi papan di atas salju ini licin. Untuk berdiri saja sangat susah.

Masih dengan modal nekat, aku naik ke atas lewat pintu Tekir.  Jalur Tekir ini cukup mudah, cuma lurus dengan beberapa gundukan, dengan jarak sekitar 2 kilometer. Kebetulan aku bertemu dengan anak Indo kedatangan 2020 yang main snowboard juga, namanya Arza, jadi aku minta dia menunjukkan cara bermain yang benar. Arza ini sempat main ski sekali, tapi dia bilang snowboard lebih mudah di kali pertama dia bermain. Heran.

Setelah sepatu terpasang, aku diam. Semua orang sudah meluncur dengan papan skinya masing-masing ke bawah. Jujur aku sempat ingin menyerah, lebih baik aku turun dan tukar papanku dengan ski. Aku berusaha menutupi ketakutanku dengan mencoba menunggu Arza meluncur. Sebenarnya itu akal-akalan saja karena sejujurnya aku juga bingung harus ngapain. Setelah dia meluncur, aku tetap diam. 

Modal nekat, aku meluncur juga. 

Mencoba menyeimbangankan diri di satu papan bukan hal mudah. Di kali pertama aku turun, aku jatuh puluhan kali. Aku menghitung dalam hati dan ternyata belum 10 detik berdiri aku selalu jatuh. Setengah perjalanan aku diam cukup lama, kelelahan. Aku memperhatikan orang-orang yang berlalu-lalang dengan papan-papan mereka. Kok bisa gitu ya? Apa yang salah denganku?

Kesulitan pertama yang aku rasakan adalah berdiri setelah jatuh. Karena ketika berdiri, papan kita cukup licin sehingga akan langsung meluncur. Kadang tidak bisa berdiri sama sekali saking licinnya.  Belakangan setelah beberapa kali putaran aku baru tahu, kalau memang akan selalu licin. Opsi yang kita punya adalah berusah bangkit sambil direm dengan tumit selagi papan kita terus meluncur ke bawah. Kalau energi kita habis, kita bahkan tidak bisa berusaha bangkit sama sekali. Jadi kalau lelah, istirahat dulu sejenak, minum dulu. 

Cara jatuh yang baik adalah tidak menahan dengan telapak tangan. Di permaian keseimbangan apapun ini adalah larangan karena berbahaya untuk tulang. Kalau jatuh ke depan tahan dengan kedua tangan sampai siku. Kalau jatuh ke balakang, usahakan agak jongkok sebelum jatuh dan lindungi kepala belakang dengan tangan.

Aku yang selalu terjatuh memutuskan untuk diam sejenak. Foto: Dokumen pribadi.

Kalau jatuh ke depan agak susah ke posisi awal. Biasanya aku guling-guling dulu untuk mendapat posisi yang nyaman berdiri lagi.

Putaran kedua, masih sama. Masih jatuh. Tapi kali ini aku bisa bertahan cukup lama ketika mulai memahami tekniknya. Kesulitan kedua yang aku temui adalah mebiasakan diri dengan kaki kanan di depan dan kaki kiri di depan--bukan hanya salah satunya. Karena kita banyak berbelok dan titik keseimbangan kedua kaki harus kita kuasai dengan baik. Susah, harus aku akui. Awalnya aku cuma berani kaki kiri di depan dan tiap kaki kanan di depan, aku pasti jatuh. Tipsnya adalah dibiasakan saja, dipaksa untuk terbiasa. Ternyata tidak sesulit itu.

Putaran ketiga aku belajar menyeimbangkan diri dengan gerakan tangan dan tubuh. Aku mulai bisa berselancar cukup lama, meski sering jatuh juga. Dan aku belajar untuk lebih rileks, berdiri tegak pelan-pelan. Padahal tips rileks ini adalah yang paling utama, tapi karena aku pemula tanpa guru, menjadi newbie selalu saja bikin otot tegang.

Putaran keempat dan kelima, aku sudah bisa berselancar lama. Jadi aku belajar punya titik keseimbangan di kaki depan, bukan tumit belakang. Ini merupakan kesulitan ketigaku, teknik ini satu paket dengan teknik berselancar mundur. Sangat sulit sekali, sampai sekarang aku belum bisa. Aku beberapa kali jatuh ke depan hingga terpelanting gara-gara belajar teknik ini. Aku sempat terbanting hingga dada sakit.


Babak Kesimpulan

Jujur, aku sangat menikmati snowboard. Tidak ada penyesalan, setidaknya nanti aku tidak akan lulus penasaran. Meskipun karena ototku tegang selama bermain (maklum pemula), esok harinya aku lagi-lagi tidak bisa bangkit dari kasur. Persis seperti kali pertama bermain ski. Yang pasti paling sakit adalah kaki, terutama betis. Karena aku selalu push tumitku untuk menahan papan dan tubuhku selelah apapun hari itu. Dan yang kedua tentu saja lengan. Terlalu sering jatuh membuatku membuang banyak energi untuk berdiri.

Olahraga terberat yang yang pernah aku lakukan seumur hidup kayaknya ski dan snowboard deh.

Satu-satunya yang aku sesali adalah karena aku belum bisa main ke pintu Develi (jalur di level selanjutnya). Sedangkan semua temanku kemarin bermain di Develi. Jadi 5 putaran tadi aku benar-benar sendirian. Jatuh sendirian. Bangun sendirian. Bahkan sempat ada orang tak dikenal yang mengulurkan tangan dan membantuku berdiri. Aku melihat sekeliling, biasanya pemula itu punya kawan atau pelatih yang jagain. Sedih dah. Tapi mungkin satu atau dua kali lagi main di Tekir (aku penasaram banget jalan mundur), aku mau diajak ke Develi.

Sempat sih diajak ke Develi. Tapi aku masih trauma karena dua tahun lalu main di sana dan punya pengalaman traumatis. Aku merasa terlalu pemula untuk bermain di level intermediate. Tapi sepertinya aku mau menekuni snowboard. Hitung-hitung mewujudkan angan-angan masa kecil, selain menjadi penerus cewek tentunya.

Temanku bilang, "Za, lu lebih cocok pake papan snowboard deh. Gua lebih suka liat lu kayak gini."

"Gua juga lebih suka liat diri gua kayak gini," kataku, pede.

Tapi memang, papan dan sepatunya lebih ringan dibanding ski. Aku sanggup bawa sendirian. Kalau ski kadang terlalu berat, kalau kelelahan dan pasti berakhir dengan aku nyeret skinya, bukan dipanggul atau ditenteng lagi. Memang lemah sekali diriku ini. Tapi alasan lainnya ya karena memang aku merasa cukup maskulin untuk nenteng papan snowboard sih.

Lebih mudah ski atau snowboard? Tergantung. Untuk yang memulai dengan ski, pasti bilang ski. Untuk yang memulai dengan snowboard, pasti bilang snowboard. Aku tetap dengan argumenku kalau main ski kaki kita lebih bebas dan kendalinya penuh ada pada kaki, kuda-kuda sudah cukup jadi kunci. Snowboard benar-benar bermain keseimbangan badan. Ditanya lebih cepat belajar ski atau snowboard juga aku rasa jawabannya tetap ski. Tapi ya untukku snowboard bisa aku pelajari sendiri setelah bisa bermain ski. Keduanya punya kesulitan yang berbeda.

Ah ya, alasan lain mengapa aku sangat cepat mempelajari dua olahraga ini (aku bisa meluncur lumayan lancar di hari pertama) adalah karena tubuhku ringan. Entah ya, menurutku ini berpengaruh. Makanya, biasanya anak kecil cepat lancarnya. Karena akhirnya aku tidak terlalu kesulitan menjaga beban keseimbangan tubuhku sendiri. Mungkin di setiap orang akan berbeda experience-nya.

Modal aku belajar kemarin memang cuma nekat. Dan berani jatuh. Berani jatuh bagiku penting, karena di keberanian itulah teknik kita terus berkembang. 

Dan, yang kemarin aku coba remind ke diriku sendiri adalah, "aku punya asuransi kesehatan ditanggung negara kok."

Bodoh sih, tapi setidaknya itu modal aku berani melakukan hal nekat :) Alhamdulillah aku baik-baik aja.


Kalau mau baca pengalaman ski-ku pertama kali bisa di lihat di sini

(Catatan setahun setengah terakhir. Banyakin tulisan karena takut menyesal tidak banyak menulis soal pengalamanku di Turki)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Turkiye Burslari : Tips LOI #Pengalaman

7 Alasan Kenapa Kalian Harus Masuk SMAN 2 Cimahi

Turkiye Burslari 2017 (Bag. 1) : Lolos Tahap Pemberkasan, Alhamdulillah :)

Lolos Tahap Satu Turkiye Burslari 2017, Berkas Apa Saja yang Perlu Disiapkan?