Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

[Puisi] Patah (bagian) 3

Untuk kamu; Tuan Pematah Hati. Dari aku; Patah bagian 3. Ada asa dalam setiap nelangsa. Kau pun enggan tahu lanskap hariku tentang doa. Maka, aku ingin bilang, bahwa mungkin cinta adalah saksi keabadian. Daripada engkau, Tuan; Lail-ku dalam naungan shubuh. Hingga sayang bukan? Karena akhirku; cinta tak sefana dirimu. Aku bukan patah, hanya langit yang tau di mana retaknya. A. September | 2016 Berawal dari iseng, Patah kemudian adalah puisi yang ditagih manusia. Aku ga lagi patah hati, jujur aja. Agak susah ngegambarin puisi yang ga sedang kita alami. Padahal puisi itu wujud dari ekspresi diri, bagi aku. Ga kayak Patah 1, serius itu aku patah banget wkwk. Aku agak kecewa pas baca ulang Patah ver. 2.0, aku gagal ngasih feel ke puisi itu. Buat kali ini, aku nyoba ngubah mood aku dulu biar feelnya dapet. Aku lagi seneng-seneng aja, beneran. Aku cuma memenuhi pesanan temenku, untuk memuisikan kisah dia di patah 3. Dan aku lumayan suka hasilnya :)